Fujifilm X Half Camera, Si Kecil yang Bikin Ketagihan Jepret

Aneka Jateng, Fujifilm X Half Camera – Kita semua pasti pernah merasakan sensasi memotret dengan kamera film jadul—mulai dari suara khas gulungan film, hasil foto yang nggak bisa dilihat langsung, sampai warna-warna khas yang bikin nostalgia. Tapi sekarang, Fujifilm membawa semua nuansa itu ke era digital lewat produk terbarunya yang bakal resmi rilis akhir Juni ini: Fujifilm X Half Camera. Kamera mungil ini hadir bukan cuma sebagai alat dokumentasi, tapi lebih ke pengalaman yang menyenangkan untuk siapa saja yang kangen nuansa analog tapi tetap mau kepraktisan digital.

Fujifilm X Half Camera adalah kamera digital yang mengusung konsep “half-frame”, meskipun ukuran sensornya nggak persis seperti half-frame film konvensional. Ukuran sensornya 1 inci (8.8mm x 13.3mm), yang secara teknis memang setengah dari ukuran APS-C milik seri-seri Fujifilm lainnya. Jadi meskipun definisinya sedikit dimodifikasi, tetap saja vibe-nya dapet banget. Kamera ini menggunakan sensor 18 megapiksel dan fixed lens 32mm setara dengan bukaan f/2.8, yang menjadikannya teman ideal untuk pemotretan santai sehari-hari. Dan yang paling unik dari Fujifilm X Half Camera, ia hanya bisa memotret dalam format JPG, tanpa opsi RAW. Buat sebagian orang mungkin ini terdengar terbatas, tapi sebenarnya ini justru bagian dari keseruannya.

Vintage Look Tanpa Ribet Fujifilm X Half Camera

Buat yang cinta mati sama gaya vintage dan estetika film analog, Fujifilm X Half Camera bisa dibilang pilihan yang cocok banget. Kamera ini dilengkapi dengan 13 mode simulasi film khas Fujifilm, yang bisa dipilih langsung lewat layar sekundernya yang khusus dibuat buat fitur ini. Jadi bukan cuma tombol atau menu digital biasa, tapi ada layar sendiri untuk milih tone warna dan nuansa yang kita mau. Ini seperti membuka gulungan film dan memilih jenis film yang mau kita pakai, tapi versi digitalnya.

Yang bikin pengalaman makin autentik, Fujifilm X Half Camera juga menyematkan fitur-fitur seperti “Film Camera Mode” dalam aplikasinya. Di mode ini, kamu bakal dikasih pengalaman seperti motret 36, 54, atau 72 frame layaknya memotret dengan kamera film. Setelah selesai, semua hasilnya bisa dilihat dalam bentuk contact sheet—seperti lembaran preview film yang biasa kita lihat di studio zaman dulu. Lucunya lagi, buat bikin diptych (foto dua sisi dalam satu frame), kamu harus “memutar” tuas virtual seperti memajukan film. Gimmick ini bikin pengalaman motret jadi lebih playful dan immersive.

Ukuran Kecil, Potensi Besar Fujifilm X Half Camera

Satu hal yang paling bikin jatuh cinta sama Fujifilm X Half Camera adalah dimensinya yang kecil banget—cuma sekitar 240 gram! Ukurannya mirip kamera disposable alias kamera sekali pakai, tapi jelas kualitasnya jauh di atas. Lensanya punya autofokus dan aspherical correction, meskipun dari pihak Fujifilm sendiri menyebut kalau lensanya punya “karakter.” Biasanya istilah ini sih berarti hasil foto mungkin nggak tajam-tajam banget, tapi justru itu daya tariknya.

Baca Juga : ASUS Vivobook S14, Laptop AI 2025 yang Bikin Penasaran dan Pengen Banget Nyoba

Dengan ukurannya yang ringkas, Fujifilm X Half Camera gampang banget dibawa ke mana-mana. Masukin tas kecil atau bahkan kantong jaket pun bisa. Cocok buat dibawa nongkrong, traveling ringan, atau sekadar jalan sore di taman sambil nyari momen estetik. Dan karena desainnya memang dibuat buat portrait orientation, kamu bisa dapet sudut pandang yang unik dan beda dari kebanyakan kamera digital lain yang landscape by default.

Fitur Digital Tapi Rasa Analog Fujifilm X Half Camera

Yang paling menonjol dari Fujifilm X Half Camera bukan cuma ukuran dan bentuknya, tapi filosofi di balik kamera ini. Fujifilm secara sadar menghilangkan opsi RAW dan menyematkan filter serta efek-efek khas era 90-an kayak light leak, expired film, sampai timestamp jadul di pojokan. Semua itu udah “baked in” ke JPG-nya, alias nggak bisa diubah lagi setelah motret. Jadi kamu harus bener-bener mikirin nuansa yang kamu mau sebelum menekan tombol shutter.