Aneka Jateng – Pendidikan terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Metode belajar yang dulu hanya mengandalkan hafalan kini mulai ditinggalkan karena dianggap kurang efektif dalam membangun keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Salah satu pendekatan yang mulai diterapkan dalam dunia pendidikan adalah Deep Learning atau pembelajaran mendalam.
Konsep ini berfokus pada pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu materi, bukan sekadar mengingat fakta atau informasi secara dangkal. Di Indonesia, pendekatan ini semakin berkembang, terutama dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka yang memberikan lebih banyak ruang bagi eksplorasi dan pemecahan masalah.
Konsep Deep Learning dalam Pendidikan
Deep Learning dalam pendidikan bukan sekadar istilah keren, melainkan sebuah pendekatan yang benar-benar mengubah cara siswa memahami pelajaran. Jika sebelumnya siswa hanya diminta menghafal rumus atau fakta tanpa memahami maknanya, maka dengan Deep Learning, mereka diajak untuk menggali konsep secara lebih mendalam. Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa tidak hanya menghafal rumus luas segitiga, tetapi juga memahami bagaimana rumus itu terbentuk dan bagaimana menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ini juga menekankan pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dalam hal ini, siswa dilatih untuk menganalisis suatu permasalahan, mengevaluasi berbagai solusi, dan bahkan menciptakan solusi baru yang lebih efektif. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi penerima informasi pasif, tetapi juga menjadi individu yang aktif berpikir dan berinovasi.
Implementasi Deep Learning dalam Kurikulum Merdeka
Pemerintah Indonesia mulai mengadopsi pendekatan pembelajaran mendalam melalui Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas kepada sekolah dan guru untuk menentukan metode pengajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu aspek utama dari Kurikulum Merdeka adalah penggunaan pembelajaran berbasis proyek atau Project-Based Learning (PBL), yang memungkinkan siswa untuk mempelajari suatu konsep melalui eksplorasi dan penerapan langsung.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran sains, siswa tidak hanya membaca tentang ekosistem dalam buku teks, tetapi juga melakukan eksperimen dan proyek penelitian untuk memahami bagaimana ekosistem bekerja di dunia nyata. Dengan pendekatan ini, siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi karena mereka mengalami sendiri proses pembelajaran, bukan hanya menghafalnya.
Selain PBL, Kurikulum Merdeka juga mendorong metode pembelajaran berbasis inkuiri (Inquiry-Based Learning), di mana siswa diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi suatu topik melalui pertanyaan dan eksperimen. Metode ini sangat efektif dalam meningkatkan rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kritis siswa.
Baca Juga : Perbedaan Jurusan Kimia dan Teknik Kimia, Pilih yang Mana?