EducationTravel

Benteng Klingker, Menara Silinder Bersejarah di Pulau Nusakambangan

Benteng Klingker, Menara Silinder Bersejarah di Pulau Nusakambangan

ANEKAJATENG.COM – Benteng Klingker merupakan salah satu benteng peninggalan Belanda yang terletak di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, menjadi salah satu saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Benteng ini dibangun pada tahun 1850-an dan merupakan bagian dari sistem pertahanan laut Belanda di Jawa Tengah.

Benteng Klingker memiliki bentuk yang khas, yaitu berbentuk menara silinder dengan diameter sekitar 12 meter dan tinggi sekitar 15 meter. Benteng ini dibangun dengan menggunakan batu bata merah dan semen. Dinding bentengnya memiliki ketebalan sekitar 2 meter, dan dilengkapi dengan lubang-lubang untuk menembakkan meriam.

Baca Juga : Menikmati Keindahan dan Sejarah di Pantai Permisan, Pulau Nusakambangan

Salah satu hal menarik tentang Benteng Klingker adalah bentuknya yang unik, yaitu berbentuk menara silinder. Bentuk ini membuat benteng ini lebih kokoh dan sulit untuk dihancurkan oleh musuh. Benteng Martello adalah jenis benteng yang dibangun oleh Inggris pada abad ke-18. Benteng Klingker merupakan salah satu benteng Martello yang masih ada di Indonesia.

Selain bentuknya yang unik, lokasi Benteng Klingker yang strategis juga menjadi salah satu hal menarik tentang benteng ini. Benteng ini terletak di sebuah bukit di tepi Pantai Karang Tengah, Nusakambangan. Lokasi ini membuat benteng ini dapat digunakan untuk mengawasi dan menghalau serangan musuh dari laut.

Selain memiliki bentuk yang unik dan lokasi yang strategis, Benteng Klingker juga memiliki sejarah panjang yang diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Benteng ini sempat digunakan oleh Belanda untuk melawan serangan pasukan Diponegoro pada tahun 1825-1830. Serangan tersebut dilakukan oleh pasukan Pangeran Diponegoro yang merupakan salah satu pemimpin terbesar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Illustrasi Benteng Klingker
Illustrasi Benteng Klingker

Benteng ini juga sempat digunakan oleh Jepang selama Perang Dunia II. Saat itu, Jepang memanfaatkan benteng ini sebagai benteng pertahanan untuk menghadapi serangan pasukan Sekutu yang akan mendarat di Pulau Jawa. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini tidak lagi digunakan dan dibiarkan terbengkalai.

Related posts

Kota Lama Semarang: Pesona Klasik yang Abadi di Tengah Modernitas

Imam

The 10 Best European Cities to Visit in Winter

Editor

Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia

Imam

Leave a Comment