Aneka Jateng – Bayar Fidyah, Puasa Ramadan adalah ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Namun, ada beberapa situasi di mana seseorang tidak dapat menjalankan puasa seperti biasanya. Misalnya, bagi mereka yang sedang sakit, hamil, menyusui, atau orang tua yang sudah sangat tua.
Dalam kondisi seperti ini, kewajiban puasa bisa diganti dengan membayar fidyah. Lantas, kapan waktu yang tepat untuk bayar fidyah dan bagaimana cara melakukannya? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai fidyah, termasuk kapan waktu yang mustajab untuk membayar fidyah, cara menghitungnya, dan panduan membayar fidyah dengan beras.
Apa Itu Fidyah?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai waktu yang tepat untuk bayar fidyah, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu fidyah. Fidyah adalah pembayaran yang dilakukan sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilakukan oleh seseorang karena alasan tertentu, seperti sakit atau kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk berpuasa. Fidyah bisa berupa makanan atau uang tunai yang diberikan kepada orang miskin atau yang membutuhkan.
Fidyah ini diwajibkan untuk mereka yang tidak dapat berpuasa dan tidak bisa menggantinya di lain waktu, seperti orang yang sudah tua, orang yang sakit parah, ibu hamil atau menyusui yang khawatir akan kesehatan diri dan bayi mereka, atau bahkan orang yang hilang akalnya (ODGJ). Bayar fidyah juga menjadi kewajiban bagi seseorang yang dalam kondisi darurat dan tidak bisa berpuasa karena alasan medis atau situasional lainnya. Dengan demikian, meskipun puasa adalah kewajiban, ada pengecualian yang memungkinkan seseorang untuk menunaikan kewajiban agamanya melalui fidyah.
Kapan Waktu Mustajab Bayar Fidyah?
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan ketika akan bayar fidyah adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. Lalu, kapan waktu yang mustajab untuk bayar fidyah?
Pada dasarnya, fidyah dapat dibayarkan setelah bulan Ramadan berakhir. Ini adalah waktu yang tepat karena sesuai dengan ketentuan yang ada dalam agama. Fidyah tidak diwajibkan selama bulan Ramadan, melainkan setelah bulan tersebut selesai. Oleh karena itu, seseorang yang tidak dapat berpuasa di bulan Ramadan, baik karena sakit, usia lanjut, atau kondisi lainnya, harus segera mengganti puasa mereka dengan membayar fidyah setelah bulan Ramadan berakhir.
Namun, penting untuk diingat bahwa fidyah harus dibayar sebelum bulan Ramadan berikutnya dimulai. Artinya, seseorang yang tidak dapat berpuasa pada bulan Ramadan tahun ini dan ingin menunaikan kewajibannya dengan fidyah, harus membayarnya sebelum memasuki bulan Ramadan tahun berikutnya. Dengan demikian, waktu pembayaran fidyah yang tepat adalah antara selesai bulan Ramadan dan sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya.
Baca Juga : Cara Mengganti Puasa Ramadhan dengan Niat yang Benar
Jadi, jika Anda melewatkan puasa Ramadan karena alasan kesehatan, usia, atau kondisi lainnya, pastikan untuk membayar fidyah segera setelah Ramadan selesai, agar tidak terlambat dan dapat memenuhi kewajiban agama Anda. Waktu yang tepat ini penting agar Anda tidak merasa khawatir atau terbebani dalam menjalankan ibadah.
Cara Menghitung Jumlah Fidyah yang Harus Dibayar
Setelah mengetahui kapan waktu yang tepat untuk bayar fidyah, hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara menghitung jumlah fidyah yang harus dibayarkan. Pada dasarnya, jumlah fidyah yang dibayarkan setara dengan memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Ini berarti, jika Anda tidak dapat berpuasa selama 10 hari, maka Anda harus membayar fidyah untuk 10 hari puasa yang ditinggalkan.
Namun, jumlah fidyah ini bisa bervariasi tergantung pada wilayah dan tingkat kemiskinan di daerah tersebut. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan otoritas agama setempat atau ulama yang kompeten untuk mengetahui jumlah fidyah yang tepat. Selain itu, biasanya jumlah fidyah dihitung berdasarkan ukuran makanan yang diberikan kepada orang miskin.
Di Indonesia, fidyah umumnya dibayar dengan makanan berupa beras. Jumlah beras yang harus diberikan setara dengan 1,5 kilogram untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Hal ini mengacu pada pendapat ulama Hanafiyah yang menyatakan bahwa jumlah fidyah adalah 1,5 kilogram beras untuk satu hari puasa. Namun, ada juga pendapat dari ulama lain, seperti Imam Malik dan Imam As-Syafi’i, yang menyatakan bahwa fidyah yang harus dibayar adalah sekitar 0,75 kilogram gandum.
Untuk memastikan bahwa Anda membayar fidyah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di daerah Anda, sebaiknya Anda mengecek dengan lembaga atau ulama setempat mengenai jumlah yang tepat. Mengingat pentingnya ketepatan dalam menghitung fidyah, berkonsultasi dengan pihak yang berkompeten adalah langkah yang sangat bijak.
Baca Juga : Menemukan Kebahagiaan dan Kedamaian dalam Ibadah Ramadhan