Dukungan keras dari para penggemar Djokovic terdengar dengan nyaring di sepanjang Rod Laver Arena, memberikan atmosfer layaknya pertandingan sepak bola. Chanting bertubi-tubi dengan kata-kata “Nole, Nole, Nole, Nole” memenuhi arena, memberikan semangat kepada juara mereka dan menciptakan atmosfer yang sangat intens.
Ketika Sinner mencoba untuk menutup pertandingan dengan servisnya, penggemar Djokovic tak henti-hentinya memberikan dukungan, bahkan membuat wasit meminta para penonton untuk diam sebanyak tiga kali selama Sinner melakukan servis untuk pertandingan. Keseruan semakin meningkat, menciptakan momen-momen yang tidak terlupakan di lapangan tenis Melbourne.
Kekalahan yang dialami Sinner dari Djokovic di Wimbledon telah menjadi titik balik dalam rivalitas mereka. Setelah kalah dalam tiga pertemuan pertama, Sinner berhasil memenangkan dua dari tiga pertemuan berikutnya, semua terjadi pada bulan November, baik di babak penyisihan grup ATP Finals di Turin maupun dalam semifinal Piala Davis.
Sinner adalah satu-satunya pemain di empat besar yang tidak kehilangan set dalam turnamen ini, dan ia menghabiskan hampir empat jam lebih sedikit di lapangan daripada Djokovic yang tiga kali harus melalui pertandingan empat set.
Meskipun demikian, peluang tetap berada di sisi Sinner yang berada di peringkat keempat. Namun, ia tampil tenang dan hampir tanpa cacat dalam dua set pertama, memberikan tekanan pada servis Djokovic di kondisi cuaca sejuk dengan suhu 21 derajat Celsius dan angin ringan.
Baca Juga : Pesona Keindahan Pantai Kuta Mandalika, Destinasi Wisata Terkini di Nusa Tenggara Barat
Sinner dengan percaya diri mempertahankan servisnya dengan relatif mudah, bahkan melawan pemain yang tengah bermain dalam semifinal Grand Slam ke-48-nya. Djokovic mencoba bangkit, seperti yang selalu dilakukannya, membuat Sinner harus benar-benar merebut kemenangan itu. Namun, Djokovic tidak mendapatkan peluang untuk break point sepanjang pertandingan.
Djokovic hanya satu langkah lagi menuju final Grand Slam yang kelima secara beruntun. Ia belum pernah kalah di Australian Open sejak tahun 2018, ketika ia tersingkir di putaran keempat oleh Chung Hyeon.
Bintang Serbia berusia 36 tahun ini juga melewatkan kesempatan pertamanya untuk menjadi salah satu dari hanya tiga orang dalam sejarah yang memenangkan 11 gelar di satu event Grand Slam — Rafael Nadal dengan 14 gelar French Open dan Margaret Court dengan 11 gelar Australian Open untuk kategori wanita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News