- Kode katalog atau survei penemuan – Misalnya, NGC dalam NGC-127 mengacu pada “New General Catalogue,” yang merupakan katalog astronomi untuk nebula dan gugus bintang.
- Nomor urut dalam katalog – Angka yang mengikuti kode katalog menunjukkan nomor urut benda langit tersebut dalam daftar tertentu.
- Koordinat atau lokasi – Beberapa benda langit diberi nama berdasarkan posisi mereka di langit.
- Tahun penemuan – Dalam beberapa kasus, tahun ditemukannya benda langit bisa dimasukkan ke dalam namanya.
Sebagai contoh, nama HD 189733 b bisa dijabarkan sebagai berikut:
- HD merujuk pada Henry Draper Catalogue, yaitu katalog bintang berdasarkan spektrum mereka.
- 189733 adalah nomor katalog spesifik dari bintang induknya.
- B menunjukkan bahwa ini adalah sebuah planet yang mengorbit bintang tersebut.
Dengan cara ini, setiap benda langit memiliki identitas unik yang tidak bisa tertukar dengan benda langit lain.
Siapa yang Bertanggung Jawab dalam Penamaan Benda Langit?
Penamaan Benda Langit tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Lembaga yang bertanggung jawab dalam memberikan nama resmi untuk benda langit adalah International Astronomical Union (IAU). IAU adalah organisasi internasional yang mengatur standar penamaan objek astronomi agar semua ilmuwan di dunia bisa menggunakan sistem yang sama.
Meski begitu, beberapa benda langit yang lebih populer kadang diberi nama tambahan yang lebih mudah diingat. Contohnya, Betelgeuse dan Sirius adalah bintang dengan nama tradisional yang sudah digunakan sejak lama, meskipun mereka juga memiliki kode ilmiah dalam katalog resmi. Jadi, ada beberapa pengecualian di mana benda langit tetap memiliki nama yang lebih umum digunakan oleh masyarakat awam.
Jadi, sekarang kamu sudah tahu kenapa Penamaan Benda Langit menggunakan kombinasi huruf dan angka yang terkesan sulit diingat. Alasannya sederhana: karena jumlah benda langit yang sangat banyak, sistem ini dibuat untuk memastikan setiap benda memiliki nama unik yang tidak bisa tertukar. Selain itu, setiap kode dalam nama benda langit memiliki arti tertentu, seperti nomor katalog, lokasi, atau tahun penemuan.
Meskipun ada beberapa pengecualian untuk benda langit yang ditemukan lebih awal atau memiliki ciri khas unik, sebagian besar benda langit mengikuti sistem penamaan resmi dari IAU. Jadi, jangan heran jika suatu hari nanti kamu menemukan nama-nama seperti WASP-39b atau NGC-2022—itu bukan karena astronom ingin mempersulit kita, tetapi justru untuk memastikan semua benda langit bisa didokumentasikan dengan rapi dan akurat. Seru, kan?