Aneka Jateng – Api, elemen yang memukau sekaligus menakutkan, sering kali menjadi simbol kekuatan, transformasi, dan keabadian dalam berbagai budaya di dunia. Di balik nyala api yang menyala-nyala, tersembunyi kisah-kisah tentang makhluk legendaris yang disebut sebagai “Penguasa Api”.
Namun, siapakah sebenarnya penguasa api yang sesungguhnya? Mari kita jelajahi tiga figur mitologi yang sering dikaitkan dengan elemen ini: Burung Phoenix, Gagak Emas, dan Burung Vermilion. Masing-masing dari mereka memiliki cerita unik yang memikat hati dan imajinasi.
Burung Phoenix, Simbol Keabadian yang Menginspirasi
Ketika mendengar kata “Phoenix”, yang terbayang mungkin adalah gambaran burung besar dengan bulu berwarna emas dan merah menyala, terbang di atas lautan api. Dalam mitologi Yunani dan Romawi, Phoenix dikenal sebagai simbol keabadian, regenerasi, dan siklus kehidupan. Kisahnya yang paling terkenal adalah kemampuannya untuk membakar dirinya sendiri hingga menjadi abu, hanya untuk lahir kembali sebagai makhluk muda dan kuat.
Dalam karya sastra *Metamorphoses* oleh Ovid, Phoenix digambarkan hidup di Arab dan hanya meminum embun untuk bertahan hidup. Ketika usianya mencapai ratusan tahun, ia membangun sarang dari kayu aromatik dan rempah-rempah, lalu membakar dirinya sendiri. Dari abu yang tersisa, lahirlah Phoenix baru. Proses ini bukan hanya menunjukkan kekuatan regenerasi, tetapi juga simbolisasi api sebagai penghancur sekaligus pencipta kehidupan baru.
Phoenix juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Dalam banyak budaya, ia dianggap sebagai lambang harapan dan pembaruan. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan “seperti Phoenix yang bangkit dari abu,” yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan atau kehilangan. Tak heran jika Phoenix sering disebut sebagai penguasa api yang sebenarnya, karena ia tidak hanya memanfaatkan api untuk menghancurkan dirinya sendiri, tetapi juga untuk menciptakan kehidupan baru yang lebih baik.
Gagak Emas, Pengendali Panas dari Matahari
Jika Phoenix adalah lambang regenerasi, maka Gagak Emas lebih dikenal sebagai manifestasi kekuatan dan panas dari matahari. Dalam mitologi Tiongkok, Gagak Emas (“Jinwu”) adalah burung berkaki tiga yang hidup di dalam matahari dan dianggap sebagai penguasa api yang membawa cahaya dan kehangatan ke dunia. Meski kurang terkenal di luar Asia Timur, Gagak Emas memiliki peran yang sangat penting dalam mitologi Tiongkok.
Baca Juga : Abdul Haris Nasution : Jenderal Besar, Konseptor Perang Gerilya dan Dwifungsi ABRI
Salah satu kisah paling terkenal tentang Gagak Emas adalah legenda sepuluh matahari. Dahulu kala, konon ada sepuluh Gagak Emas yang tinggal di sepuluh matahari. Setiap hari, satu Gagak Emas akan terbang melintasi langit untuk menerangi dunia. Namun, suatu hari, kesepuluh Gagak Emas memutuskan untuk terbang bersama, menyebabkan bumi menjadi sangat panas hingga hampir tak dapat dihuni. Untuk menyelamatkan dunia, pemanah legendaris Houyi memanah sembilan dari mereka, menyisakan satu untuk menjaga keseimbangan.
Kisah ini menunjukkan bahwa meskipun Gagak Emas adalah simbol kekuatan dan kehangatan, ia juga bisa membawa kehancuran jika tidak dikendalikan. Sebagai penguasa api, Gagak Emas merepresentasikan dualitas elemen ini – api yang bisa menghidupkan sekaligus menghancurkan. Selain itu, kisah ini juga mengajarkan pentingnya harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan.
Burung Vermilion, Penjaga Elemen Api dalam Kosmos
Dalam mitologi Tiongkok lainnya, kita menemukan Burung Vermilion (“Zhuque”), salah satu dari Empat Binatang Surgawi yang melindungi langit. Berbeda dengan Phoenix atau Gagak Emas, Burung Vermilion lebih dikenal sebagai penjaga elemen api dalam kosmologi *Wuxing* (Lima Elemen), yang mencakup kayu, api, tanah, logam, dan air. Burung Vermilion melambangkan arah selatan, musim panas, dan warna merah.