EkoBis

Nilai Tukar Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS di Tengah Proyeksi Penurunan Suku Bunga oleh The Fed

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat

Nilai Tukar – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengalami fluktuasi namun akan cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (7/2/2024). Pasar mulai memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, yang akan memengaruhi dinamika nilai tukar mata uang tersebut.

Pada perdagangan Selasa (6/2/2024), rupiah ditutup melemah sebesar 0,14% atau 22 poin ke level Rp15.730 per dolar AS. Penurunan ini sejalan dengan kondisi mayoritas mata uang kawasan Asia yang terpantau menguat terhadap dolar AS. Misalnya, yen Jepang naik 0,09%, dolar Singapura menguat 0,14%, dolar Taiwan menguat 0,12%, won Korea naik 0,26%, dan peso Filipina naik 0,15%.

Sementara itu, yuan China naik 0,09%, baht Thailand naik 0,37%, dan rupee India naik 0,03%. Namun, terdapat beberapa mata uang yang mengalami pelemahan, seperti ringgit Malaysia yang turun 0,26%, dan dolar Hong Kong yang turun tipis 0,01%. Data perdagangan ini memberikan gambaran tentang dinamika kompleks dalam pasar mata uang regional yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi global dan regional.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengomentari bahwa Institute for Supply Management (ISM) mencatat pertumbuhan sektor jasa AS meningkat pada Januari 2024. Hal ini didorong oleh peningkatan pesanan baru dan pemulihan lapangan kerja, yang menunjukkan momentum pertumbuhan ekonomi dari kuartal IV/2023 meluas ke tahun 2024. Indeks PMI non-manufaktur ISM AS meningkat menjadi 53,4 dari 50,5 pada Desember 2023, melampaui perkiraan ekonom yang disurvei sebesar 52,0. Data tersebut menambah laporan ketenagakerjaan AS yang jauh melebihi ekspektasi, dengan penambahan 353.000 pekerjaan pada bulan Januari 2024, mengalahkan perkiraan ekonom sebanyak 180.000 pekerjaan.

Baca Juga : Cek Harga Batu Kali 1 Truk Saat Ini

Pasar mulai memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed sebagai respons terhadap pertumbuhan ekonomi yang kuat. Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dapat mengurangi daya tarik aset-aset berorientasi risiko dan memberikan imbal hasil tinggi, serta membatasi aliran modal asing ke pasar regional. Alat CME Fedwatch menunjukkan 83% peluang The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada Maret 2024, dan 35% kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil di bulan Mei, naik secara substansial dari peluang 9,9% yang terlihat pada minggu sebelumnya.

Dari sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 5,05% year-on-year (yoy) pada Senin, (5/2/2024). Namun, pertumbuhan ekonomi tahun 2023 ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 di angka 5,31%. Data ini memberikan gambaran tentang kondisi ekonomi Indonesia dalam konteks global yang dinamis dan beragam.

Related posts

Cara Ampuh Mendapatkan Penghasilan dari Nge – blog! No 7 Paling Mantap!

Imam

Harga Emas Melambung Tinggi, Ramalan Suku Bunga The Fed Mewarnai Pasar Global

Imam

Strategi Canggih Capai Target Pajak 1.989 Triliun di 2024! Apa yang Kemenkeu Lakukan?

Imam

Leave a Comment