Aneka Jateng, Sempoa – Siapa sangka, di tengah gempuran teknologi digital dan kalkulator canggih, metode berhitung kuno seperti sempoa masih tetap eksis dan diminati? Teknik berhitung menggunakan sempoa, alat berbentuk papan dengan manik-manik yang bisa digeser-geser, ternyata bukan hanya sekadar alat bantu hitung, tetapi juga sebuah metode belajar yang terbukti mampu mengasah kecerdasan anak-anak.
Sempoa tidak hanya mengajarkan angka, tetapi juga melatih konsentrasi, meningkatkan daya ingat, dan bahkan membantu anak-anak berpikir lebih logis. Jadi, meskipun sederhana, sempoa punya segudang manfaat yang tidak bisa diremehkan begitu saja.
Bagi banyak orang tua dan guru, sempoa jadi pilihan utama untuk memperkenalkan konsep berhitung sejak dini. Menggunakan jari untuk menggeser manik-manik ke atas dan ke bawah di papan sempoa, anak-anak diajak mengenal angka dengan cara yang menyenangkan.
Setiap gerakan jari bukan cuma soal menghitung, tapi juga merangsang koordinasi otak dan tangan. Maka tak heran kalau metode sempoa sering direkomendasikan sebagai latihan otak kanan dan kiri secara bersamaan. Nah, ini nih yang bikin sempoa makin menarik—belajar matematika jadi nggak melulu soal angka di kertas!
Kalau ditanya kapan dan di mana teknik sempoa ini berkembang, jawabannya bisa dilacak sejak ribuan tahun lalu di Asia, terutama di Tiongkok dan Jepang. Namun sekarang, teknik ini berkembang luas ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Banyak lembaga pendidikan nonformal bahkan membuka kelas khusus sempoa untuk anak-anak. Artinya, meskipun usianya tua, semangat belajar dari sempoa masih sangat relevan untuk anak-anak zaman sekarang.
Mengenal Gerakan Manik-Manik dalam Sempoa
Kalau dilihat sekilas, sempoa mungkin terlihat seperti mainan anak-anak yang penuh warna dan manik-manik. Tapi jangan salah, di balik manik-manik itu ada sistem yang sangat rapi dan logis. Dalam sempoa, manik-manik di atas mewakili angka lima, sedangkan manik di bawah mewakili angka satu.
Cara kerjanya? Setiap kali manik digerakkan, itu artinya kita sedang menambahkan atau mengurangi angka sesuai nilainya. Jadi, satu gerakan di sempoa sebenarnya adalah satu langkah dalam operasi matematika!
Hal menarik lainnya, setiap batang dalam sempoa punya nilai tempat yang berbeda. Artinya, batang paling kanan biasanya untuk satuan, di sebelah kirinya untuk puluhan, lalu ratusan, dan seterusnya.
Nah, di sinilah anak-anak belajar konsep matematika yang lebih kompleks tanpa merasa terbebani. Dengan sempoa, mereka belajar sambil bermain. Anak-anak bisa paham kenapa angka 23 itu beda dengan 32, hanya karena posisi manik-manik di sempoa yang berbeda. Seru, kan?
Menurut beberapa praktisi pendidikan, teknik belajar dengan sempoa ini juga bisa mempermudah transisi dari pengenalan angka ke operasi matematika yang lebih kompleks, seperti penjumlahan dan pengurangan.
Bahkan, ada yang bilang belajar sempoa itu seperti belajar bahasa baru—semakin sering digunakan, makin lancar dan refleks jadinya. Jadi, gerakan manik-manik itu bukan cuma lucu-lucuan, tapi punya makna mendalam yang melatih logika dan pemahaman angka anak-anak.
Baca Juga : Menggali Kehebatan Sempoa, Alat Hitung Tradisional yang Tetap Relevan di Era Digital