Rasa kehati-hatian melanda pasar keuangan global menjelang minggu sibuk, memberikan dukungan tambahan pada harga logam mulia. Meskipun harga emas berhasil menembus level US$2.000 yang sebelumnya dianggap sebagai resistensi sulit, para analis masih mengingatkan bahwa pergerakan emas bisa turun tanpa katalis fundamental yang kuat. Lukman Otunuga, analis senior FXTM, menekankan pentingnya memahami bahwa level resistensi tersebut tetap relevan, dan pergerakan harga emas harus diikuti dengan kehati-hatian.
Baca Juga : Benteng Klingker, Menara Silinder Bersejarah di Pulau Nusakambangan
Selain emas, logam mulia lainnya juga mengalami pergerakan yang signifikan. Harga perak naik 1,4% menjadi US$24,97 per ounce, sementara platinum melonjak 2,3% menjadi US$939,80. Di sisi lain, paladium mengalami penurunan 1,4% menjadi US$1.055,59 per ounce pada akhir perdagangan Selasa. Perbedaan ini menunjukkan variasi dalam respons pasar terhadap logam mulia, yang kemungkinan dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan geopolitik yang berbeda.
Sebagai kesimpulan, pergerakan harga emas saat ini secara kuat dipengaruhi oleh ramalan suku bunga The Fed, dengan sentimen positif yang terus mendukung kenaikan harga. Faktor-faktor ekonomi, seperti pelemahan indeks dolar AS dan proyeksi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed, memberikan pandangan positif bagi investor emas. Namun, sinyal kehati-hatian juga terdengar, mengingat kompleksitas pasar global dan kebutuhan untuk tetap waspada terhadap katalis fundamental yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News