Ladang Edelweis
Selain pegunungan dan kawah, Dieng Plateau juga memiliki daya tarik alami lainnya yaitu ladang bunga edelweis. Bunga yang juga dikenal sebagai “bunga keabadian” ini memang hanya tumbuh di dataran tinggi, dan Dieng Plateau menjadi salah satu habitat alaminya. Banyak pendaki yang merasa takjub saat menemukan ladang edelweis yang tumbuh subur di kawasan ini, dengan bunga-bunganya yang kecil namun penuh pesona.
Baca Juga : Mengungkap Keajaiban Candi Prambanan, Arsitektur Megah dan Sejarah yang Menyentuh
Edelweis di Dieng tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga menjadi simbol ketahanan hidup di lingkungan yang keras. Bagi pendaki dan pengunjung, ladang edelweis sering menjadi spot foto yang sangat disukai, karena keindahan bunga ini sangat kontras dengan latar belakang perbukitan dan langit biru.
Namun, penting untuk diingat bahwa bunga edelweis adalah spesies yang dilindungi. Jadi, jika kamu berkunjung ke ladang edelweis, jangan pernah memetik atau merusak tanaman ini. Cukup nikmati keindahannya dengan mengambil foto dan biarkan bunga-bunga tersebut tetap tumbuh di habitat aslinya.
Peninggalan Sejarah Candi Arjuna dan Kompleks Candi Dieng
Selain keindahan alam, Dieng Plateau juga terkenal dengan peninggalan sejarahnya yang kaya. Salah satu yang paling terkenal adalah Candi Arjuna, sebuah kompleks candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7 hingga ke-8 Masehi. Candi Arjuna merupakan bagian dari kompleks candi di Dieng yang digunakan sebagai tempat pemujaan para dewa, khususnya Dewa Siwa.
Kompleks Candi Arjuna terdiri dari beberapa candi kecil yang tersebar di dataran tinggi ini. Arsitektur candi-candi di Dieng menampilkan ciri khas Hindu kuno, dengan pahatan batu yang rumit dan struktur bangunan yang kokoh. Meskipun candi-candi ini tidak sebesar Candi Prambanan, keindahan dan nilai historisnya tetap memikat hati para pengunjung.
Selain Candi Arjuna, ada juga Candi Bima, yang terletak tidak jauh dari Telaga Warna. Candi ini didedikasikan untuk Dewa Bima, salah satu tokoh utama dalam kisah epik Mahabharata. Meski ukurannya lebih kecil, Candi Bima memiliki bentuk yang unik dan memancarkan aura mistis yang khas.
Tips Berkunjung ke Dieng Plateau
Karena Dieng Plateau terletak di dataran tinggi, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum berkunjung ke sana. Pertama, cuaca di Dieng bisa sangat dingin, terutama di malam hari. Suhu bisa turun drastis hingga 0 derajat Celcius, jadi pastikan kamu membawa pakaian hangat seperti jaket tebal, syal, dan penutup kepala. Jika kamu berencana untuk menginap di Dieng, persiapkan juga perlengkapan tidur yang nyaman dan hangat.
Selain itu, waktu terbaik untuk mengunjungi Dieng adalah pada musim kemarau, yaitu antara bulan April hingga Oktober. Pada musim ini, cuaca cenderung lebih cerah dan stabil, sehingga kamu bisa menikmati pemandangan dengan lebih leluasa tanpa terganggu hujan. Namun, meskipun di musim kemarau, tetap bawa jas hujan atau payung karena cuaca di pegunungan bisa berubah dengan cepat.
Untuk mencapai Dieng Plateau, kamu bisa menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil/motor dari kota Wonosobo atau Banjarnegara. Jalan menuju Dieng cukup berliku dan menanjak, jadi pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Jika kamu menggunakan kendaraan umum, ada beberapa angkutan lokal yang bisa membawamu dari Wonosobo ke Dieng dengan biaya yang cukup terjangkau.
Baca Juga : Candi Borobudur, Keajaiban Dunia di Tengah Keindahan Jawa Tengah
Dieng Plateau adalah salah satu destinasi wisata terbaik di Jawa Tengah yang menawarkan keindahan alam, sejarah, dan pengalaman yang tak terlupakan. Dari Telaga Warna yang penuh magis, Kawah Sikidang yang dramatis, hingga ladang edelweis yang menawan, Dieng benar-benar menawarkan sesuatu untuk semua orang. Dengan tambahan situs sejarah seperti Candi Arjuna dan Candi Bima, perjalananmu ke Dieng akan semakin lengkap dan bermakna.
Jadi, jika kamu ingin melarikan diri sejenak dari hiruk-pikuk kota dan menikmati keajaiban alam serta sejarah Indonesia, Dieng Plateau adalah destinasi yang harus ada di daftar liburanmu!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Griya Edelweiss
