Aneka Jateng, Telkom University – Di tengah derasnya arus transformasi digital yang sedang melanda dunia pendidikan, Telkom University kembali menunjukkan langkah inovatifnya. Kali ini, giliran anak-anak usia dini di TK Telkom Buah Batu yang mendapatkan pengalaman seru dan edukatif melalui pengenalan konsep Computational Thinking (CT) sejak usia 4 tahun. Bukan sekadar teori, anak-anak diperkenalkan pada cara berpikir logis dan kreatif lewat media yang mereka sukai: robot mainan. Di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), kegiatan ini menjadi bagian dari upaya serius untuk menanamkan literasi digital sejak dini.
Telkom University melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang digagas oleh para dosennya, membawa pendekatan unik dalam mengenalkan CT. Bukan lewat layar komputer atau coding yang rumit, tapi lewat kegiatan bermain yang menyenangkan dan interaktif. Jadi, sambil bermain, anak-anak juga diajak belajar cara berpikir sistematis dan memecahkan masalah secara logis. Konsep inilah yang menjadi inti dari CT yang selama ini sering disalahartikan hanya sebagai “belajar ngoding.”
“CT bukan tentang coding atau komputer, tapi tentang cara berpikir. Kami ingin anak-anak belajar menyusun logika dengan cara yang menyenangkan,” ujar salah satu fasilitator kegiatan dari Telkom University. Dengan pendekatan seperti ini, anak-anak bisa menyerap pelajaran penting tanpa merasa sedang belajar secara kaku.
Robotik Tanpa Layar, Serunya Anak-anak Mengendalikan Robot Pakai Logika Sendiri
Apa jadinya kalau robot bisa jadi teman main anak-anak sekaligus jadi guru yang menyenangkan? Inilah yang terjadi di TK Telkom Buah Batu saat tim Telkom University menggelar sesi pelatihan CT menggunakan metode plugged-in dengan tangible robotics. Di sesi ini, anak-anak tidak duduk menatap layar komputer. Sebaliknya, mereka sibuk mengamati, berdiskusi, dan menyusun instruksi sederhana untuk menggerakkan robot mainan melalui jalur tertentu yang sudah digambar di worksheet mereka.
Metodenya simpel tapi penuh makna. Anak-anak diminta mengarahkan robot dari titik A ke B menggunakan perintah seperti “maju tiga langkah, belok kanan, maju dua langkah,” dan seterusnya. Setelah berhasil menyusun langkahnya, mereka pun berkesempatan menguji langsung robot di meja robotik yang sudah disiapkan tim Telkom University. Wah, kebayang dong serunya lihat robot beneran bergerak sesuai instruksi mereka?
Baca Juga : Misteri Cahaya Hitam, Mengungkap Rahasia di Balik Lampu yang Tak Terlihat
Yang bikin kegiatan ini makin menarik adalah demo aksi robot bernama Robi yang bisa “main bola.” Robi jadi bintang hari itu, bikin anak-anak kagum dan makin penasaran dengan teknologi. Dari sini, bisa kelihatan betapa pendekatan hands-on seperti ini mampu menumbuhkan antusiasme anak terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan semuanya dilakukan tanpa satu pun perangkat digital seperti tablet atau laptop, lho!
CT Sejak Dini, Investasi Masa Depan Lewat Kolaborasi Hebat Telkom University
Inisiatif keren ini bukan datang dari sembarang pihak. Tim PkM Telkom University yang terdiri dari Dr. Putu Harry Gunawan, Dr. Tjokorda Budi, dan Indwiarti adalah para dosen sekaligus peneliti yang sudah lama concern terhadap pentingnya pendidikan teknologi di jenjang dasar. Mereka ingin menjadikan CT sebagai bekal wajib bagi generasi muda agar siap menghadapi tantangan abad 21 yang serba digital dan cepat berubah.
Menurut Telkom University, pengenalan CT sejak dini adalah investasi penting. Pasalnya, keterampilan seperti berpikir logis, memecahkan masalah, dan berpikir sistematis merupakan bekal utama untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Tak hanya cocok untuk siswa TK, pendekatan ini juga diharapkan bisa jadi model pembelajaran untuk sekolah-sekolah lain, terutama yang masih belum maksimal dalam memanfaatkan teknologi untuk pendidikan.