HealthLifestyle

Waspada Minum Teh pada Anak, Fakta Penting yang Perlu Diketahui Orang Tua

Waspada Minum Teh pada Anak, Fakta Penting yang Perlu Diketahui Orang Tua

Susu, misalnya, adalah sumber kalsium dan vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi anak. Jika anak lebih suka minum teh daripada susu, maka bisa jadi mereka kekurangan nutrisi penting ini.

Begitu pula dengan air putih, yang seharusnya menjadi minuman utama bagi anak-anak. Air putih tidak hanya membantu menghidrasi tubuh, tapi juga membantu proses detoksifikasi alami dan menjaga fungsi organ tetap optimal. Ketika anak terbiasa minum teh, konsumsi air putih bisa turun drastis.

Baca Juga : Rahasia Hidup Sehat Tanpa Takut Wabah: Kenapa Vaksinasi Masih Jadi Senjata Ampuh?

Apalagi jika minum teh sudah menjadi rutinitas harian, misalnya setiap sarapan atau sebelum tidur. Kebiasaan ini bisa membuat anak menjadikan teh sebagai pengganti minuman utama, padahal teh tidak mengandung nutrisi sebanyak yang dibutuhkan anak. Jadi, jika orang tua ingin anak tumbuh optimal, lebih baik membiasakan mereka minum air putih dan susu sebagai pilihan utama, dan hanya minum teh dalam jumlah terbatas serta pada waktu yang tepat.

4. Bahaya Gula Tambahan dalam Teh untuk Anak-anak

Minum teh terasa nikmat saat diberi gula, apalagi bagi anak-anak yang cenderung menyukai rasa manis. Namun, di balik kenikmatan tersebut, ada risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Gula tambahan dalam teh bisa menjadi sumber kalori kosong yang berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga gangguan metabolik.

Anak yang terlalu sering minum teh manis berisiko mengalami kelebihan berat badan karena asupan kalori yang tidak disadari. Satu gelas teh manis bisa mengandung 3-5 sendok teh gula, yang jika dikonsumsi rutin akan menumpuk menjadi asupan kalori harian yang tinggi. Selain itu, gula juga merupakan penyebab utama kerusakan gigi pada anak. Bakteri di dalam mulut akan memakan gula dan menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang.

Bukan hanya itu, kebiasaan minum teh manis juga bisa membentuk preferensi rasa manis sejak dini. Ini bisa membuat anak cenderung menyukai makanan manis lainnya, seperti permen, kue, dan minuman manis lainnya. Jika dibiarkan terus menerus, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di usia muda. Jadi, jika pun orang tua tetap ingin memberikan teh, sebaiknya hindari menambahkan gula atau gunakan alternatif yang lebih sehat, dengan tetap mengontrol frekuensinya.

5. Potensi Kontaminasi pada Produk Teh Juga Perlu Diwaspadai

Meskipun jarang terjadi, beberapa produk teh mengandung jejak logam berat seperti timbal dan aluminium, atau sisa pestisida dari proses penanaman dan pengolahan daun teh. Meskipun kadar kontaminan ini biasanya rendah, namun anak-anak memiliki sistem detoksifikasi tubuh yang belum seefisien orang dewasa. Artinya, paparan berulang—meskipun sedikit—bisa berdampak jangka panjang.

Minum teh yang mengandung logam berat dalam jangka panjang bisa berdampak pada perkembangan saraf anak, terutama jika terjadi pada usia dini. Efeknya bisa berkisar dari penurunan kemampuan belajar hingga gangguan perilaku. Oleh karena itu, penting untuk memilih produk teh dari sumber yang terpercaya dan memiliki standar pengujian kualitas yang ketat, jika memang ingin tetap memberikan teh pada anak.

Namun, pilihan terbaik tetaplah membatasi kebiasaan minum teh pada anak. Banyak alternatif minuman yang lebih aman dan bergizi, seperti infus air buah (infused water), susu rendah lemak, atau teh herbal khusus anak yang bebas kafein dan telah lulus uji keamanan.

Minum teh memang memiliki sejumlah manfaat bagi orang dewasa, terutama karena kandungan antioksidannya. Namun, pada anak-anak, risiko dari minum teh terlalu sering jauh lebih besar daripada manfaatnya.

Baca Juga : Sekolah Harus Peduli! Kenapa Kesehatan Mental Siswa Bisa Menentukan Masa Depan Mereka?

Dari gangguan penyerapan zat besi, efek negatif kafein, hingga potensi asupan gula dan kontaminasi, semuanya berkontribusi terhadap alasan kuat mengapa orang tua harus lebih bijak dalam memperkenalkan minum teh kepada anak-anak mereka.

Jika pun ingin memberikan teh, pastikan hanya dalam jumlah sedikit, tidak setiap hari, dan dengan jarak waktu yang cukup jauh dari waktu makan. Pilih jenis teh yang rendah kafein atau teh herbal bebas kafein, dan hindari menambahkan gula berlebihan. Yang terpenting, tetap utamakan air putih dan susu sebagai sumber cairan utama anak.

Ingatlah bahwa kebiasaan minum teh yang terbentuk sejak dini bisa memengaruhi pola hidup anak di masa depan. Jadi, yuk bijak mulai dari sekarang dalam memberikan pilihan minuman terbaik untuk si kecil! Sudahkah Anda mengevaluasi kebiasaan minum teh di rumah?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Aneka Jateng

Related posts

15 Ciri Orang Berkarisma yang Wajib Kamu Ketahui

Imam

Menikmati Keindahan Alam Pantai Rancababakan di Pulau Nusakambangan, Cilacap

Imam

100+ Kata-Kata Romantis Happy Valentine’s Day untuk Merayakan Cinta dengan Cara yang Bermakna dan Berkesan

Imam

Leave a Comment