BIF tidak hanya sekadar festival biasa, tetapi juga merupakan upaya serius untuk mempromosikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata budaya dunia. Dengan tujuan yang jelas, festival ini berusaha memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan negara-negara lain, menjadi panggung di mana keberagaman seni dan budaya bersatu dalam keharmonisan.
Puncak acara BIF adalah pertunjukan seni dan budaya dari berbagai negara. Dalam setiap edisinya, pengunjung dapat menikmati pesona seni tradisional Indonesia, kemegahan tarian Thailand, keindahan seni rupa Kamboja, kelembutan seni Myanmar, kemilau warna India, kedalaman seni Tiongkok, keanggunan seni Jepang, dan keunikannya seni Korea Selatan. BIF menjadi jendela dunia yang membuka peluang bagi masyarakat luas untuk merasakan keindahan dan keberagaman seni global.
Selain pertunjukan seni, BIF juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan lain, seperti pameran seni yang memamerkan karya-karya unik dari seniman lokal maupun internasional. Pasar malam dengan sajian kuliner khas setiap negara peserta turut menggugah selera pengunjung, menciptakan pengalaman tak terlupakan di bawah langit Magelang. Kompetisi seni dan budaya menunjukkan betapa festival ini tidak hanya menjadi panggung pertunjukan, tetapi juga ajang pencarian bakat yang berkualitas.
Festival ini biasanya berlangsung selama tiga hari, menjadi magnet bagi ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara. BIF bukan hanya menarik para wisatawan, tetapi juga menjadi daya tarik ekonomi bagi masyarakat sekitar Candi Borobudur. Dengan banyaknya pengunjung, para pedagang lokal dapat merasakan dampak positif secara langsung, menciptakan sirkulasi ekonomi yang sehat.
Solo Batik Carnival
Batik, kebanggaan Indonesia, mendapat sorotan khusus dalam Solo Batik Carnival. Solo Batik Carnival (SBC) adalah sebuah acara tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum. Karnaval ini pertama kali diadakan pada tahun 2008 dan telah menjadi salah satu acara budaya terbesar di Indonesia. Festival ini menghadirkan keindahan batik melalui ratusan peserta yang berjalan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi menuju Kantor Wali Kota Surakarta. Setiap kreasi kostum merupakan karya seni yang unik dan menjadi cermin keberagaman budaya yang ada di Jawa Tengah.
SBC biasanya diadakan pada bulan Juni atau Juli. Rute karnaval dimulai dari Stadion Sriwedari dan berakhir di Benteng Vastenburg. Para peserta karnaval akan mengenakan kostum-kostum unik dan menarik yang terbuat dari batik. Kostum-kostum tersebut biasanya bertema cerita rakyat, legenda, atau budaya Indonesia.
Karnaval ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori individu dan kategori kelompok. Peserta kategori individu adalah orang-orang dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Peserta kategori kelompok dapat berupa sekolah, instansi pemerintah, atau komunitas.
SBC tidak hanya sekedar acara karnaval, tetapi juga merupakan ajang untuk mempromosikan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Karnaval ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan batik.
Festival Payung Indonesia
Mataya Arts & Heritage telah berhasil menghadirkan keajaiban seni dalam bingkai Festival Payung Indonesia sejak tahun 2014. Festival ini bukan hanya tentang payung tradisional, melainkan juga tentang berbagai karya seni unik dari berbagai komunitas kreatif. Dengan latar belakang megahnya Candi Prambanan, pagelaran ini semakin meriah dan menjadi wadah persaudaraan seni antarnegara.
Festival ini biasanya diadakan pada bulan September. Rangkaian acara festival meliputi karnaval payung, pentas tari payung, fashion show payung, workshop dan melukis payung, pameran dan lomba foto, sarasehan dan refleksi, dan workshop World Culture Forum.
Karnaval payung merupakan acara puncak dari Festival Payung Indonesia. Para peserta karnaval akan mengenakan kostum dan membawa payung-payung yang terbuat dari berbagai bahan, seperti kain, kertas, dan bambu. Kostum dan payung tersebut biasanya bertema cerita rakyat, legenda, atau budaya Indonesia.
Baca Juga : Kolaborasi Melampaui Batas Akademisi Dan Masyarakat Desa Wisata Edelweiss Wonokitri
Menyemarakkan festival budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tugas kita sebagai masyarakat. Dengan berpartisipasi aktif dalam festival-festival ini, kita tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga menciptakan kenangan indah bersama keluarga dan teman-teman. Jadi, catatlah tanggal-tanggal penting festival budaya di Jawa Tengah dan buatlah agenda untuk hadir bersama orang terkasih.
Festival budaya di Jawa Tengah tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga membuka pintu bagi inovasi dan kreativitas. Melalui panggung-panggung megah dan pameran yang mengagumkan, setiap festival menjadi kanvas yang hidup, menceritakan kisah keindahan dan keberagaman budaya Jawa Tengah. Dengan demikian, mari bersama-sama merayakan festival budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, karena di dalamnya terdapat keajaiban seni dan keberagaman yang membanggakan.