Anekajateng.com – Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA (National Aeronautics and Space Administration), mengungkapkan perkiraan menarik bahwa manusia kemungkinan besar akan bisa hidup di bulan sebelum tahun 2030. Pemimpin program Orion NASA, Howard Hu, menyampaikan keyakinannya terkait kemungkinan ini, mengisyaratkan bahwa dekade ini bisa menjadi saksi kehadiran manusia yang tinggal, memiliki habitat, dan menjelajahi permukaan bulan.
Dalam wawancaranya dengan Mashable, Howard Hu tidak hanya membeberkan optimisme terkait masa depan manusia di bulan, tetapi juga menyoroti pentingnya langkah ini dalam konteks eksplorasi ilmiah yang lebih luas. Meskipun rincian tentang cara manusia akan bisa hidup di bulan dan jangka waktu tinggalnya belum diungkap secara spesifik, Hu menekankan bahwa membawa manusia ke bulan merupakan langkah krusial untuk menyelesaikan sejumlah misi ilmiah yang tidak bisa dilakukan secara efektif tanpa keberadaan manusia di sana.
Sebagaimana diungkapkan oleh Hu, “Itu yang sedang dikerjakan di NASA, jadi kami tidak hanya bisa bekerja mengantarkan orang ke bulan, namun membawanya ke permukaan bulan, mereka masih harus memiliki infrastruktur.” Penyampaian ini menciptakan gambaran tentang upaya serius NASA untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan manusia untuk tidak hanya berkunjung, tetapi juga tinggal di bulan.
Salah satu tonggak penting dalam mencapai tujuan ini adalah peluncuran roket Artemis pada 16 November 2022. Setelah beberapa bulan mengalami penundaan, roket ini akhirnya berhasil lepas landas, menjalani penerbangan uji coba yang menjadi prolog dari misi masa depan, yaitu mengirim manusia ke bulan. Roket ini adalah bagian integral dari program Artemis yang memiliki tujuan ambisius membawa manusia kembali ke bulan pada tahun 2024. Pesawat Artemis 2 dijadwalkan akan bertugas membawa manusia ke orbit bulan, membuka jalan bagi pendaratan manusia di bulan pada tahun 2025.
“Ini lebih dari sekedar hidup; ini tentang sains dan aspek geologisnya,” ungkap Howard Hu. Komentarnya memberikan perspektif mendalam tentang visi NASA dalam menjalankan program ini. Lebih dari sekedar pencapaian sejarah, NASA melihat tinggal di bulan sebagai sarana untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang aspek ilmiah dan geologis yang mungkin tidak dapat dipahami tanpa kehadiran fisik manusia di sana.
Program Artemis sendiri diharapkan menjadi batu loncatan yang mengarah pada proyek ambisius berikutnya: membawa manusia ke Mars. Howard Hu menyebut Artemis sebagai “langkah pertama yang diambil untuk mencapainya.” Ini mencerminkan pandangan NASA yang lebih luas tentang eksplorasi antariksa sebagai upaya bertahap, di mana setiap pencapaian membuka pintu menuju tujuan yang lebih tinggi.
Dalam menjelaskan proyek ini, Hu tidak hanya menyoroti keberhasilan dan progres yang telah dicapai, tetapi juga menggarisbawahi tantangan dan kerumitan yang terlibat. Menyelaraskan sumber daya manusia, teknologi, dan pemahaman ilmiah untuk menciptakan infrastruktur yang memadai di bulan merupakan pekerjaan besar yang memerlukan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak.
Selain aspek teknis dan ilmiah, Howard Hu juga menyoroti dampak psikologis dan inspirasional dari keberhasilan program semacam ini. Keberhasilan misi ke bulan tidak hanya menciptakan terobosan ilmiah, tetapi juga memotivasi generasi mendatang untuk bermimpi dan mengejar ambisi di luar batas-batas yang dikenal.
Dengan proyek seperti Artemis, NASA juga berusaha untuk merangsang pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan teknologi dan industri antariksa. Inovasi dalam penerbangan antariksa tidak hanya membuka pintu bagi eksplorasi lebih lanjut, tetapi juga menciptakan peluang bisnis dan lapangan kerja baru.
Namun, seperti halnya dengan setiap proyek besar, program Artemis juga menghadapi tantangan dan kritik. Sebagian dari kritik tersebut mencakup pertanyaan tentang keberlanjutan finansial proyek, urgensi eksplorasi antariksa dibandingkan dengan masalah bumi yang mendesak, dan kekhawatiran etika terkait penggunaan sumber daya alam di luar planet kita.
Baca Juga : NIM Bank-Bank Digital Indonesia Membumbung Tinggi
Meskipun begitu, visi NASA untuk membawa manusia ke bulan dan, pada akhirnya, ke Mars, mencerminkan semangat eksplorasi manusia yang telah memandu peradaban selama berabad-abad. Dengan teknologi dan pengetahuan yang terus berkembang, manusia semakin mendekati kenyataan yang sebelumnya hanya ada dalam mimpi dan khayalan.
Dengan harapan tinggi dan tantangan besar, program Artemis menjadi cermin dari tekad manusia untuk mengeksplorasi luar angkasa dan melampaui batas-batas yang mungkin terlihat tak terjangkau. Apakah manusia benar-benar akan tinggal di bulan sebelum tahun 2030 atau tidak, satu hal yang pasti adalah bahwa langkah-langkah menuju pencapaian tersebut akan membawa dampak besar, baik dalam dunia ilmiah, inspirasional, maupun ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News