Mbok Yem dikenal sebagai pribadi yang tegar dan sangat ramah, bahkan di tengah badai dan suhu ekstrem yang menusuk tulang. Bagi para pendaki,
Mbok Yem bukan cuma nama, tapi legenda hidup yang membuktikan bahwa semangat dan kebaikan bisa berdiri kokoh di atas ketinggian 3.150 mdpl.
Warung Mbok Yem bukan hanya tempat makan, tapi juga tempat berbagi cerita, bertukar semangat, dan menyusun kembali niat untuk melangkah menuju puncak.
Tak heran bila kepergian Mbok Yem menyisakan luka mendalam. Sosok sederhana yang telah menginspirasi banyak jiwa ini memang tak tergantikan. Banyak pendaki yang masih mengingat senyum hangat Mbok Yem saat menyambut mereka dengan sapaan khasnya.
Baca Juga : Gempa Myanmar Guncang Tiga Negara, Gedung Pencakar Langit Bangkok Ambruk! Simak Detilnya!
Di tengah kabut dan dingin yang menggigit, hangatnya teh dan obrolan di warung Mbok Yem seperti pelukan ibu bagi anak yang baru pulang dari perjalanan jauh. Warung itu jadi semacam oase spiritual di tengah perjalanan fisik yang berat.
Kini, Mbok Yem telah pergi, tapi kisah dan kenangan tentangnya akan terus hidup dalam langkah-langkah para pendaki.
Dari Cemoro Sewu hingga Cemoro Kandang, nama Mbok Yem akan terus disebut, dikenang, dan didoakan.
Ia bukan hanya pemilik warung, tapi penjaga jiwa Gunung Lawu yang telah memberikan pelajaran tentang kesetiaan, kerendahan hati, dan semangat hidup yang tak kenal menyerah.
Selamat jalan, Mbok Yem. Gunung Lawu akan selalu merindukanmu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Komunitas Aneka Jateng