Health

Mengatasi Gangguan Makan Anoreksia : Kenali Tanda, Penyebab, dan Strategi Pemulihan

Gangguan Makan Anoreksia

Aneka Jateng – Gangguan makan merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang sering dianggap sepele, padahal dampaknya bisa sangat berbahaya, baik secara fisik maupun psikologis. Salah satu gangguan makan yang paling serius adalah Gangguan Makan Anoreksia atau Anoreksia Nervosa. Kondisi ini bukan sekadar tentang diet atau ingin menurunkan berat badan, tetapi lebih dari itu—sebuah ketakutan ekstrem terhadap kenaikan berat badan yang membuat seseorang mengontrol pola makannya secara berlebihan.

Menurut berbagai penelitian, Gangguan Makan Anoreksia lebih sering terjadi pada remaja dan wanita muda, meskipun tidak menutup kemungkinan pria juga mengalaminya. Studi menunjukkan bahwa sekitar 1-2% populasi di dunia mengalami anoreksia, dengan angka kematian yang cukup tinggi dibandingkan gangguan mental lainnya. Ini disebabkan karena penderita sering mengalami komplikasi kesehatan serius akibat malnutrisi dan masalah psikologis lainnya seperti depresi dan kecemasan.

Ketika seseorang mengalami Gangguan Makan Anoreksia, tubuhnya akan mengalami berbagai efek negatif seperti kekurangan gizi, gangguan hormonal, hingga berisiko mengalami kegagalan organ. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami kondisi ini lebih dalam agar dapat mendeteksi dan mengatasinya lebih dini.

Apa Itu Gangguan Makan Anoreksia?

Gangguan Makan Anoreksia adalah salah satu jenis gangguan makan yang ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan, sehingga penderita cenderung membatasi asupan makanan secara ekstrem atau bahkan berhenti makan sama sekali. Mereka memiliki citra tubuh yang terdistorsi, sering kali merasa gemuk meskipun tubuhnya sudah sangat kurus.

Selain itu, Gangguan Makan Anoreksia sering dikaitkan dengan kondisi psikologis lainnya, seperti Body Dysmorphic Disorder (BDD), yaitu gangguan persepsi tubuh yang membuat seseorang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan penderita terus-terusan merasa bahwa dirinya belum cukup kurus, meskipun kenyataannya sudah dalam kondisi kekurangan gizi yang parah.

Kondisi ini sangat berbahaya karena tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada mental. Jika tidak segera ditangani, Gangguan Makan Anoreksia dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk kegagalan organ, osteoporosis, dan bahkan kematian.

Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Makan Anoreksia

Mengenali tanda-tanda Gangguan Makan Anoreksia sejak dini sangat penting untuk mencegah kondisi ini berkembang menjadi lebih parah. Secara umum, gejala anoreksia bisa dibagi menjadi tiga kategori utama: gejala fisik, psikologis, dan perilaku.

Baca Juga : Tips Mengatasi Jet Lag

1. Gejala Fisik

Penderita Gangguan Makan Anoreksia sering mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis dalam waktu singkat, bahkan tanpa alasan medis yang jelas. Mereka mungkin terlihat sangat kurus hingga tulang-tulang tubuhnya menonjol.

Selain itu, kulit mereka juga menjadi kering dan rambut lebih mudah rontok akibat kurangnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Karena kurangnya lemak dalam tubuh, penderita anoreksia sering kali merasa kedinginan, bahkan dalam suhu normal, karena tubuh kehilangan kemampuan untuk menghangatkan diri.

Kondisi ini juga menyebabkan tekanan darah rendah serta detak jantung yang melambat. Penurunan tekanan darah yang terlalu drastis bisa berisiko menyebabkan pingsan atau bahkan kegagalan jantung. Sistem pencernaan juga terganggu, yang dapat menyebabkan sembelit kronis dan gangguan pencernaan lainnya.

2. Gejala Psikologis dan Emosional

Ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan menjadi salah satu ciri utama dari Gangguan Makan Anoreksia. Meskipun tubuh sudah sangat kurus, penderita tetap merasa bahwa dirinya kelebihan berat badan. Pikiran ini begitu mendalam hingga memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.

Ketakutan ini biasanya disertai dengan gangguan citra tubuh, di mana penderita tidak mampu melihat bentuk tubuhnya secara objektif. Mereka cenderung merasa gemuk, bahkan ketika berat badan mereka sudah berada di bawah batas sehat.

Baca Juga : Mengenali Gejala Awal Diabetes dan Pencegahannya, Langkah Awal untuk Menghindari Risiko Diabetes

Selain itu, penderita anoreksia sering mengalami depresi dan kecemasan yang meningkat. Mereka merasa rendah diri, tidak puas dengan penampilan mereka sendiri, dan sering kali merasa bahwa mereka harus terus menurunkan berat badan untuk mencapai kebahagiaan atau penerimaan sosial.

Depresi yang dialami bisa semakin parah seiring dengan isolasi diri yang dilakukan. Penderita anoreksia cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, menghindari acara keluarga atau pertemuan dengan teman karena takut dipaksa makan. Mereka lebih nyaman menyendiri atau menghindari situasi sosial yang melibatkan makanan, sehingga semakin memperburuk kondisi mental dan emosional mereka.

3. Gejala Perilaku

Menghindari makan di depan orang lain sering menjadi salah satu kebiasaan penderita Gangguan Makan Anoreksia. Mereka mungkin merasa malu atau takut dihakimi oleh orang lain jika mereka makan dalam jumlah yang lebih sedikit dari normal, sehingga mereka lebih memilih untuk makan sendirian atau bahkan tidak makan sama sekali. Mereka juga sering kali membuat berbagai alasan untuk menghindari makan bersama, seperti mengatakan bahwa mereka sudah makan sebelumnya atau tidak merasa lapar.

Berolahraga secara obsesif juga menjadi kebiasaan yang umum. Penderita anoreksia sering kali memiliki ketakutan yang sangat besar terhadap kenaikan berat badan, sehingga mereka akan berolahraga secara berlebihan, bahkan ketika tubuh mereka sudah berada dalam kondisi lemah akibat kekurangan gizi. Olahraga dilakukan bukan sebagai bentuk gaya hidup sehat, melainkan sebagai cara untuk terus menurunkan berat badan dan membakar kalori sebanyak mungkin.

Selain itu, penderita sering kali menghitung kalori secara ekstrem dengan mencatat setiap makanan yang dikonsumsi dan membatasi asupan hingga jumlah yang sangat kecil. Mereka mungkin menghindari makanan tertentu yang dianggap tinggi kalori dan hanya makan dalam porsi yang sangat sedikit, bahkan ketika tubuh mereka membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk berfungsi dengan baik.

Tidak jarang juga penderita menggunakan obat pencahar atau diuretik secara berlebihan sebagai cara untuk mengontrol berat badan mereka. Mereka mungkin percaya bahwa cara ini dapat membantu mereka mengeluarkan makanan dari tubuh lebih cepat, padahal penggunaan obat-obatan ini secara terus-menerus bisa menyebabkan gangguan serius pada sistem pencernaan, ketidakseimbangan elektrolit, dan masalah kesehatan lainnya yang berbahaya.

Baca Juga : Terungkap! Inilah Kepribadian Plagmatis yang Tak Pernah Anda Duga, Sederhana Tapi Sangat Berpengaruh!

Related posts

Extreme Heat: Here Are Some Easy Steps to Reduce Its Impact and Risks

Editor

Ciri-Ciri Orang yang Kesepian : Dari Luar Terlihat Bahagia, di Dalam Tersiksa

Imam

Waspada Minum Teh pada Anak, Fakta Penting yang Perlu Diketahui Orang Tua

Imam

Leave a Comment